Wednesday, June 30, 2010

Kreativitas Tanpa Batas

Meraih sukses tidak semerta-merta dapat kita raih dengan mudah. Unuk meraih kesuksesan ada banyak cara dan persiapan yang harus kita lakukan. Belajar dari pengalaman orang yang lebih dulu mendapatkan kesuksesan juga merupakan salaah satu hal yang penting untuk kita lakukan. Karena dengan kita mengetahui rahasia mereka mencapai kesuksesan akan mengilhami kita untuk mendapatkan formulasi kesuksesan kita sendiri dan meningkatkan motivasi kita untuk terus bersemangat mencapai kesuksesan kita. Dibawah ini saia sedikit bercerita tentang rahasia kesuksesan perusahaan fashion ternama yang masih diperhitungkan namanya sampai sekarang.

Perancang Busana Coco Chanel


Gabrielle Chanel senang menyelinap ke dalam loteng rumah bibinya dan membaca buku-buku novel romantis. Terinspirasi oleh latar belakang cerita romantis dan karakter yang penuh cinta, ia bekerja selama berjam-jam untuk membuat gaun yang berkilau dari kain sutera tipis berwarna lembayung muda dan beludru berwarna ungu.

Ketika remaja putri ini mengenakan kreasinya untuk acara kelulusan sekolah, respon bibinya yang mengejutkan mengajarinya sesuatu yang tidak pernah ia lupakan. Apakah pelajarannya? Dalam mode, sedikit adalah banyak. “Selalu dikurangi, jangan tambahkan.” Kata Chanel.

Chanel (1882-1971) tidak pernah menyimpang dari aturan itu selama puluhan tahun berkarier. Sekalipun kehidupan pribadinya kerap kali dipenuhi den gan kompleksitas, gaya pakaiannya selalu sederhana dan canggih.

Ia tetap bertahan merancang gaun dengan garis-garis halus, pas dan nyaman, serta tidak ada unsur yang berlebihan. Setelan pakaiannya, gaun hitam yang kecil, sepatu rendah, minyak wangi, dan perhiasan masih tetap mendapat banyak permintaan.

Perusahaannya, Chanel SA, yang berbasis di Paris, terus melanjutkan bisnis dengan penuh kejayaan, sekitar 30 tahun setelah dia meninggal. Dengan couture dan desain siap pakai Karl Lagerfeld, rumah mode ini menjual sejumlah setelah pakaian klasik Chanel di 110 atau butik-butik dan toko serba ada modern.

Sinonim dengan Kesuksesan

Obituari dalam majalah Time ketika Chanel wafat menyebutkan bahwa namanya menimbulkan citra “ gengsi, kualitas, selera tanpa cela dan gaya yang jelas.” Chanel mendirikan perusahaan itu sendiri, pada tahun 1910 dan kepemilikannya dipegang oleh keluarga Wertheimers, keluarga yang sama yang mendukung peluncuran bisnis minyak wanginya pada tahun 1924.

Masa lalu Chanel yang sederhana tidak menunjukkan indikasi keberhasilan dikemudian hari. Lahir dari keluarga miskin, ia telah menjadi yatim piatu di usia 12 tahun ketika ibunya yang sakit-sakitan meninggal dunia dan ayahnya meninggalkan dirinya dan saudara perempuannya. Beberapa anggota keluarga lainnya menolak untuk menampung dua bersaudara ini, suatu fakta yang membuat Chanel merasa sangat sakit hati. Ia menghabiskan masa remajanya di sebuah panti asuhan. Pakaian seragam hitam yang kaku dan sedikitnya penghuni di sekitar panti semakin meninggalkan kesan kepedihan mendalam dalam jiwa Gabrielle.

Tetapi, gadis itu memutuskan tidak akan pernah membiarkan sakit hatinya tampak ke permukaan. “Kebanggaan adalah kunci bagi karakternya,” tulis Janet Wallach, penulis Chanel: Her Style and Her Life. Kebanggan itu terungkap dari pilihan pakaiannya sendiri ketika ia menjadi seorang wanita muda. Karena dia tidak mampu mengikuti mode pakaian pada zamannya, ia memutuskan untuk menciptakan gaya pakaiannya sendiri.

Cantik dan mungil, Chanel berdiri dengan gaun berkerah putih sederhana dan topi jerami buatan tangan. Pakaian wanita pada awal tahun 1990-an umumnya berjumbai-jumbai dan pas di badan. Tujuannya agar tampil feminim, tetapi selalu rileks dan nyaman. Keseiannya pada masa kecil hanya menambah daya dorong baginya untuk sukses menurut istilahnya sendiri. “Orang menertawakan cara saya berpakaian, tetapi hal itu adalah rahasia kesuksesan saya. Saya tiidak suka seperti orang lain, “ kata Marcel Haedrich yang mengutip pernyataan Gabrielle dalam buku karya Haedrich, Coco Chanel.

Julukannya, Coco, yang dalam bahasa Prancis berarti “si kecil kesayangan”, mungkin berasal dari ayahnya. Tetapi Chanel lebih suka mempertahankan aura misteriusnya dan mencaritakan beberapa versi kisah kehidupannya. Sebuah kisal tentang asal nama itu aslinya berasal dari sebuah lagu yang pernah ia nyanyikan dis ebuah cafĂ© di Vichy, “Qui-qu’a-vu-Coco.

Chanel meninggalkan sekolah biara di usia 20 tahun. Ia tinggal bersama Etienne Balsan, seorang perwira militer. Dirumah mewah Balsan di Royallieu, ia mengembangkan selera kemewahannya sendiri. Ia segera memikat perhatian Arthur “Boy” Chapel, seorang pemain polo Inggris yang kaya raya, dan Chanel akhirnya tinggal bersamanya. Capel pula yang mendanai perusahaan topinya tanpa banyak bicara, sama sekali berbeda dengan topi yang berjumbai yang diujungnya dipasang bulu, yang menjadi topi khas pada masa itu. Ia mengatakan tentang gaya umum yang dipakai oleh teman-temannya. “ Bagaimana otak dapat berfungsi dibawah hal-hal seperti itu?”

Dia percaya bahwa formalitas di tempat kerja telah membantu menentukan sifat seorang profesional. Para stafnya menyebutnya “Mademmoiselle” dan ia menyebut para pekerjanya “Madame”, “Mademmoiselle” atau “Monsieur” disertai nama terakhir mereka.

Rutinitas pekerjaannya menunjukkan fokusnya yang unik. Ia tidak membuat rancangan gambar standar, tetapi memotong bahan tenunanlangsung berdasarkan pada konsumen dan model. Ia menemukan inspirasi pada pakaian sehari-hari yang ia lihat disekitarnya dan embuat inovasi, ungkap Boyd Davis, editor www.fashionwindows.com. Ia meminjam ide-ide dari blus mekanik, scarf yang dipakai dari penggali parit dan kerah putih serta manset seorang pelayan wanita,” tulisnya.

Chanel menyediakan pakaian pria pada masanya, termasuk jaket olahraga, mengubahnya menjadi perpaduan feminim fungsional, tulis editor majalah Interview, Inggrid Sischy. Chanel dipercaya untuk model rambut bob yang populer, gaya gadis modern yang kelaki-lakian di awal abad 20-an dan celan panjang untuk wanita. “Kadang kala faktor yang menentukan adalah kepraktisan. Chanel memakai celana panjang yang kedua ujungnya berbentuk bel di Venice, jenis celana panjang yang lebih nyaman digunakan saat orang akan naik dan turun dari gondola, dan memulailah revolusi celana panjang wanita,” tulis Time.

Ratu Pemasaran

Ia selalu mengenakan hasil karyanya sendiri sambil mengiklankannya. Untuk menarik perhatian banyak wanita, ia selalu menawarkan pada mereka berbagai alternatif untuk penampilan yang biasa. Emily Davies dari Times of London menulis,”Jika pernah ada ratu pemasaran sebelum masanya, ia adalah Gabrielle Chanel.”

Chanel tahu bahwa penampilan adalah hal penting, dan alamat yang baik adalah salh satu di antaranya. Karena ia menggunakan kehidupan sosialnya untuk memikat sejumlah klien dari orang kaya, ia tinggal di Hotel Ritz Carlton di Paris. Disana, ia sering menjadi tuan rumah untuk berbagai salon bersama sejumlah seniman terkenal pada masanya. Komposer Igor Stravinsky dan keluarganya tinggal bersamanya pada suatu waktu. Pablo Picasso dan koreografer Diaghilev adalah teman-temannya. Kliennya semakin bertambah dan termasuk kaum elit Hollywood dan anggota kerajaan dari berbagai negara seperti Putri Garce, Ratu Fabiola dan Merlene Dietrich.

Kehidupan Chanel bukanlah tanpa kontroversi. Ia menutup bisnisnya pada tahun 1939 ketika prancis menyatakan perang terhadap Jerman. Saat itu, ia mengungsi ke Swiss pada tahun 1945 karena menjalin sebuah hubungan dengan seorang perwira Nazi, Hans Gunther von Dincklage. Tetapi Chanel bukanlah orang yang mau menyerahkan impiannya begitu saja. Ia tetap merancang mode dan terakhir kembali ke Paris dengan sukses pada tahun 1954. Ada yang bilang bahwa ia kembali berkarya karena ketidaksukaannya akan hasil karya Christian Dior dengan gaun-gaun yang ukuran pinggangnya mengecil.

Pelajaran yang bisa kita dapatkan dari kesuksesan Coco Chanel adalah originalitas dari produk yang dihasilkan. Chanel sudah terbiasa sejak masa remaja untuk selalu berpikir yang berbeda dari orang kebanyakan. Bahkan dari keterbatasan-keterbatasan yang dia alami, membentuk karakter dalam dirinya untuk selalu berpikir berbeda dari yang dipikirkan orang kebanyakan. Dan hasilnya luar biasa dia selalu menghasilkan mode yang unik, original dan berkarakter. Meskipun pada awalnya Chanel banyak mendapatkan cemooh dan celaan dari orang-orang disekitarnya, dia tetap bersemangat dan tidak berputus asa untuk mempertahankan keoriginalitasnya, dan akhirnya semua orangpun mengakui kehebatanya dalam menciptakan mode yang menjadi tren.

Kreatifitas merupakan hal yang sangat penting. Kreatifitas tidak hanya dikhususkan untuk usaha dalam lini fashion saja. Pada dasarnya semua bidang membutuhkan kreatifitas dari pelakunya agar pelaku bisa lebih unggul dibandingkan yang lain. Seorang guru harus kreatif dalam proses pengajarannya. Seorang pengusaha harus kreatif dalam mempertahankan dan mengambangkan usahanya, seorang penyanyi harus kreatif membuat lirik lagu dan menciptakan karakter khas nya dalam menyanyi. Begitulah semua bidang dan profesi membutuhkan kreatifitas dari pelakunya.


Source : O'Neil, William J. 2004. Succesful Business Leader. New York: The McGraw-Hill Company






No comments:

Post a Comment